Senin, 18 Januari 2010

my friendsip

Rara, liza, Fisha, nia dan vita sudah bersahabat lama. Memang lima anak ini selalu bersama-sama dan slalu berbagi dalam suka maupun duka. Mereka selalu kelihatan hepiiiiiii terus. Bahkan karena kekompakannya itu membuat Ayu dan dena iri kepada mereka.
“Temen-temen main tebak-tebakan judul filem yuk?” ajak liza.
“Oke, dan yang ga bisa njawab harus nyanyi di depan kelas. Setuju ga temen-temen.” kata nia.
“E…kalau hukumanya itu aku ga mau ikut ah..., E…besokkan Kita mau belajar bareng, gimana kalau belajar barengnya di tempat yang kalah.” Kata rara memberi ide.
“Oke, yuk kita main….. ABC-M, M…” kata Fisha.
“Misteri Ilahi” Kata Rara
“Misteri gunung berapi ” kata nia
“M” jawab nia
“Mimpi manis” Jawab vita.
“Mimpiku di rumah susun” jawab liza.
Ha…..(semua tertawa mendengar jawaban itu)
“liza…liza mana ada judul filem ‘mimpiku di rumah susun’ yang ada tuh cintaku di rumah susun kalie….” Kata vita sambil tertawa.
“Ya udah berarti yang kalah kamu, liz besok jangan lupan nyediain makan yang buanyak yah.” Kata Nia.
“Nia….nia… Makanan melulu yang kamu pikirin. Oya liz, jangan lupa minumannya skalian yah!!! He…..” canda fisha sambil tertawa sambil di ikuti anak lainnya.
“Hu….. kamu sha, ga beda jauh ama nia.” Jawab liza.
Lalu mereka semuanya tertawa……. Mereka ga sadar kalau dari setadi mereka di lihatin terus sama ayu dan dena yang iri dengan keceriaan rara dan kawan kawannya.
“lihat tuh yu, ih kecentilann banget sih mereka.” Kata dena sambil ngelirik ke rara dan teman-temannya.
“Iya…. Yebelin banget sih. Lihat aja entar, kalian ga kan bisa ketawa selepas itu lagi.” Kata ayu sinis.
“Kamu yakin, yu?” kata dena ragu.
“Yakin dong!!!! Jangan panggil aku ayu kalau ga bisa buat mereka pecah.” Kata ayu sinis.

@
Seminggu kemudian…….
“Temen-temen, aku mo ngomong serius ama kalian.” Kata lisa tiba-tiba.
“Ngomong aja kali, ga usah pasang tampang serius gitu. Aku kan jadi takut nih.” Kata fisha.
“Ha…..” mereka ber 4 tertawa.
“Aku serius!!!!” Bentak lisa.
“Sejak kapan lis, kamu sok serius gitu? Biasanya kamu kan yang paling aneh.” Lanjut rara. (mereka ber4 masih tertawa melihat tampang sobatnya yg biasa ceria jadi sok serius gitu.)
“Ah… kalian dengerin aku dulu dong!!!! bokap aku mo tugas ke luar kota.” Kata liza.
“O…jadi gitu? Aku kira apaan. Berarti kamu dirumah Cuma sama nyokap kamu dong lis, oke deh nanti kita temanin?” kata nia masih bercanda.
“Bukan gitu…. Maksud aku bukan hanya bokap. Aku juga…. Aku juga ikut, jadi aku harus pindah sekolah.”
“Hah????????????” kata temen2 liza ga percaya. (semuanyya menjadi sedih)
“Berapa lama?” Tanya vita
“Aku ga tau, bisa setahun, dua tahun atau lebih.” Kata liza sedih. “Tapi, aku janji tiap 1 minggu sekali aku akan telfon kalian deh?”
“liza, jangan lupakan kami yah.” Kata rara sambil nangis. (lalu mereka ber 5 berpelukan)
“Tentu aja. Aku ga kan lupain kalian semuanya. Kalian tuh temen terbaik aku yang pernah aku miliki.” Kata liza.

@

Setelah liza pergi ke luar kota. Smuanya berubah, mereka ber empat menjadi kelihatan murung. Ga seceria dulu. Trus, satu bulan kemudian….
“Hai temen-temen… pa kabar nih?” kata liza dari sebrang.
“Liza? Kamu kemana aja liz, katanya seminggu sekali mo nelfon nyatanya udah sebulan nih kamu baru nelfon aku. kita kangen banget ama kamu!!!! Ga da kamu ga seru nih.” Kata vita.
“Baru sebulan aku tinggalin, kalian udah kangen. Tuh kan ga da aku, ga seru kan? Kata liza bercanda.
“Huh Gr tuh. Oya lis, gimana disana? Kamu betah ga?” kata rara.
“Betah dong. kan ga da kalian yang ngerjain aku.” Kata liza sambil tertawa.
“Jahat!!!!!!!!!!” teriak mereka ber4 kompak.
“Ga, ding Cuma bercanda. Sebenernya aku juga kangeeeeen banget ama kalian. Di sini ga seru, ga da temen yang kaya kalian. Unik, unik gitu loh.” Kata liza masih bercandi.
“Ya iya lah, kita gitu loh? Ga da duanya deh….” kata nia bangga.
Ha…. Semuanya tertawa. (sekarang mereka ber4 jadi semangat lagi)
“Eh, udah yah kapan-kapan kita sambung lagi. Oke!!!” kata liza pamit.
“Ocre deh…eh, maksud aku oke.” Kata rara sambil tertawa di sambung teman-teman lainnya.

@

“Eh, temen-temen aku punya kabar baik nih” Kata fisha.
“Kabar baik apa?” Tanya rara penasaran.
“Bentar lagi mimpi aku jadi kenyataan, aku mo ikut suting film.” Kata fisha senang.
“wah, slamat yah fis kalau gitu. Ngomong-ngomong kamu mo suting film yang judulnya apa? Trus kiamu di situ sebagai sapa?” Tanya nia masih penasaran
“Judulnya the friendship, di sana aku jadi giza. Salah satu peran utamanya.” Terangnya.
“Trus critanya gimana.” Tanya vita.
“Wah itu mah rahasia perusahaan, tunggu aja tanggal mainnya.” Jawab fisha sambil tertawa.
“Huh….” Kata rara, nia, vita kompak.
“Aduh…temen-temen aku kumpul pasma dulu yah. Bentar lagi kan kita mo ngadain rock claimbing so aku harus nyiapin semuanya deh. Aku harap kalian ngertiin aku yah…” kata rara merasa bersalah.
“Oh, don’t worry kita ngertiin kamu kok so udah sana kumpul nanti terlambat lagi.” Kata vita mewakili ke tiga temenya ngomong.
“Thanks ya semua, aku kumpul dulu.” Kata rara sambil pergi ninggalin mereka.

@

Seminggu kemudian….. nia dan vita ga sengaja lewat di tempat suting filmnya fisha. Mereka melihat fisha sedang asik ngobrol sama temen artisnya.
“Hai fis,… wah mba aca septiani yah, yang maen film my hearth itu kan? Minta tandatanganya dong.” kata vita histeris.
Lalu aca memberikan tandatangannya ke vita dan nia.
“Kampungan.” Kata fisha dalam hati.
“Ini temen-temen kamu sha? Lucu-lucu banget yah.” Tanya aca tiba-tiba.
“Ih, bukan. Aku ga kenal kok sama mereka. Merekanya aja kali yang ngaku-ngaku jadi temmen-temen aku.
“fisha, kamu kok ngomong gitu sih. Kita kan sahabat kamu.” Kata visha marah.
“Udah lah sha kita pergi aja yuk.” Kata nia sambil melirik sinis ke fisha.
Tiba-tiba datang ayu dan dena.
“Hai sha, pa kabar?” kata ayu.
“Hai yu, baik. Oya ca, ini ayu dan dena temen-temen aku…” Jawab fisha.
“Udah lah sha kita pergi aja yuk.” Kata nia sambil melirik sinis ke fisha.
Dari kejauhan….
“Kok fisha jadi kayak gitu sih? Nggak nganggap kita temennya lagi. Lagian sejak kapan dia temenan sama anak tercentil di sekolah kita itu?” Tanya vita sebel.
“Ah, aku juga ga tau.” Jawab nia.

@

“Ra, tau ga kemarin aku ketemu sama fisha dan kamu tau fisha….” (Tiba-tiba obrolan mereka terputus adanya pengumuman untuk siswa….)
“Panggilan untuk semua anggota pasma. Di harap kumpul di aula sekarang. Terimakasih.” Kata bapak susilo, pembina pasma di sma ini.
“Aku kumpul dulu yah. Dah” kata rara sambil ngacir pergi.
“Tuh, rara juga. Sejak ikut pasma. ih, jadi sok sibuk gitu. Sampe-sampe ga da waktu buat kita lagi, padahal kan aku mo ngomong masalah fisha. Liza juga, udah dua minggu ga nelfon-nelfon n’ kalau di hubungi susahnya minta ampun” kata vita kesel.
“Iya nih, sekarang kalau waktunya belajar bareng pasti yang datang Cuma kita berdua. Malez banget ga sih? Yang paling kebangetan tuh fisha, aku ga nyangka dia bisa setega itu sama kita.” tambah nia.

@

Seminggu kemudian…
“Nia, fisha hari ini masuk kan? Kok ga ikut ke sini? Kemana sih dia?” Tanya rara.
“Au, emang gue pikiran.” Kata nia judes.
“Kok kamu ngomong gitu sih sam fisha?” Tanya rara heran.
“O… jadi kamu masih peduli kita? Aku kira kamu udah lupa ama kita.” Jawab vita sinis. “udah deh urisan aja tuh pasma!!! Ga usah ngurusin kita lagi.” Lanjutnya sambil ninggalin rara sendirian.
“Tapi kan sekarang urusan pasma udah selesai. Vita, nia… tunggu” teriak rara.

@

Rara pergi menuju kantin sendirian… disana dia bertemu dengan fisha yang sedang asik ngobrol sama ayu dan dena.
“Sha, kemana aja loe?” Tanya rara. Fisha hanya diem mendengar pertanyaan rara itu.
“Sha, kamu denger aku ngomong ga sih?” Tanya rara sebel.
“Eh, ga usah nyolot gitu ngapa. Dia diem tuh karena dia tuh dah ga mau jalan sama kalian lagi yang kampungan itu!!!!” kata Ayu.
“Eh, loe ga usah ikut campur deh!!! Ini tuh urusan aku ama fisha.” Jawab rara.
“Sekarang fisha tuh temen kita so urusan dia jadi urusan kita juga sekarang.” Bentak dena.
“Oh… loe ngajak berantem? Sha, loe kok diem aja sih? Lagian ngapai coba kamu sama si centil-centil ini.” Kata rara.
“Apa loe bilang?” kata dena hampir marah.
“Ayu, dena kita pergi aja dari sini yuk?!!!” lerai fisha. (fisha,ayu dan dena lalu pergi ninggalin rara sendirian)
“Fisha….?!! Sekarang aku tau masalahnya.” Kata rara dalam hati.

@

Sebulan kemudian……..
“Hai…. Surprise….” Teriak liza.
“Ha…. Liza!!!! kamu kapan pulang?” Tanya vita senang.
“Kemarin. Aku sengaja ga bilang kalian soalnya aku mo bikin surprise.” Kata liza. “oya, fisha sama rara mana?” Tanya liza heran.
“Banyak kejadian yang udah terjadi sama kita selama kamu pergi.” Kata nia sedih.
“Maksud kamu?” Tanya liza heran.
“Fisha sekarang udah jadi artis seperti keinginannya lalu rara dia udah berhasil masuk klub pasma.” Kata nia.
“Bagus dong kalau gitu.” Jawab liza.
“Bagus apanya gara-gara itu kita jadi tinggal berdua aja. Rara sibuk dengan kegiatan pasmanya dan fisha ga mau bertemen ama kita lagi coz sekarang dia udah jadi bintang.” Kata vita sedih.
“Emang kenapa fisha ga mau temenan ama kalian lagi?” Tanya liza masih ga ngerti.
“Dia nganggep kita tuh ga lefel lagi sama dia so sekarang dia temenan ama ayu dan dena, anak kecentilan itu.” Jawab nia.
Tiba-tiba rara datang….
“liza, aku kangen ama kamu.” Kata rara. “Oya temen-temen aku mo minta maaf sama kalian b’coz selama ini akuk tuh nyuekin kalian gara-gara acara pasma itu. Aku janji deh ga akan lakuin kesalahan itu lagi.” Kata rara.
“Janji” kata nia.
“Janji” jawab rara. (lalu mereka berempat berpelukan)
“Temen-temen.” Panggil fisha.
“Aku tau, aku udah banyak salah sama kalian. Aku tuh sempet malu punya temen kalian tapi sekarang aku sadar kalau hal itu tuh salah banget. kalian tuh hal yang paling indah yang pernah aku miliki selami ini. Aku nyesel, aku minta maaf. Aku sadar kesalahan aku kali ini tuh sangat fatal banget, dan aku terlalu jahat tuk dapetin maaf kalian. Yang penting aku pengen kalian semua tau. Aku sayang ama kalian semua sampai kapan pun.” Kata fisha sedih sambil mo pergi ninggalin mereka.
“Fisha, siapa bilang kamu jahat? Dan siapa bilang kamu ga pantes dapetin maaf dari kita? Kamu tuh sahabat kita fis, kita udah maafin kalian kok.” Kata liza.
“Iya sha.” Kata rara, nia dan vita kompak.
“Makasih… kalian memang sahabat ter baikku.” Kata fisha.
“Lalu ayu dan dena gimana?” Tanya liza.
“Mereka ninggalin aku saat aku bilang aku bukan artis lagi, padahal itu bohong. Aku Cuma mo ngetes mereka.” Jawab fisha.
“oh. Gitu.” Kata ani menanggapi.
“Jadi kita sahabat yang terbaik kan?” kata vita sambil tertawa di ikuti ke empat sahabatnya itu. (tiba-tiba ada pengumuman)
“Semua anggota pasma harap kumpul di aola sekarang.” Kata pak susilo.
Semuanya memandang rara.
“Tenang aja aku dah keluar kok dari pasma.” Kata rara membuat keempat temannya tertawa.
“Oya satu lagi, aku juga mo berhenti jadi artis. Aku lebih pilih kalian… my friendship” kata fisha
Semunya tertawa dan kini kekompakan& kegembiraaan mereka kembali lagi seperti dulu.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar