BAB I
PENDAHULUAN
Ilmu = Al-‘ilm (bahasa arab) = Knowledge (bahasa inggris) = Pengetahuan.
Science hanya sebagian dari al-‘ilm.
Pengetahuan ialah semua yang diketahui.
Bayi yang baru lahir tidak mempunyai pengetahuan sedangkan pengetahuan itu akan bertambah seiring dengan bertambahnya usia dengan jumlah yang berbeda-beda.
Dilihat dari segi motif pengetahuan diperoleh melalui 2 cara, yaitu :
1. Pengetahuan yang diperoleh dengan begitu saja tanpa niat, tanpa keingintahuan dan tanpa sengaja.
2. Pengetahuan yang didasari oleh rasa ingin tahu dan diperoleh karena diusahakan (belajar).
Rasa ingin tahu yang ada pada manusia sudah dibangun dala penciptaan manusia (rasa ingin tahu itu adalah takdir).
Salah satu tujuan perkuliahan filsafat ilmu adalah agar kita memahami kapling pengetahuan. Pengetahuan terbagi tiga macam, yaitu:
1. Pengetahuan sain (rasional dan empiris) = pengetahuan yang rasional dan didukung bukti empiris. Pengetahuan sain ini mempunyai paradigma sain dan metode ilmiah. Contoh : jeruk ditanam buahnya jeruk.
Teknologi = sain terapan.
2. Pengetahuan filsafat (hanya rasional) = kebenaran dapat dipertanggungjawabkan secara rasional dan tidak dapat dibuktikan secara empiris. Objek penelitan filsafat ilmu = objek-objek yang bersifat abstrak. Mempunyai paradigm rasional dan metode rasional. Contoh : jeruk selalu berbuah jeruk karena ada hokum yang mengatur demikian.
3. Pengetahuan mistik = kebenaran pada umumnya tidak dapat dibuktikan secara impiris, selalu tidak terjangkau pembuktian rasional.
Pengetahuan Manusia
Pengetahuan Objek Paradigma Metode Kriteria
SAIN
FILSAFAT
MISTIK empiris
anstrak rasional
abstrak supra rasional sain
rasional
mistik metode ilmiah
metode rasional
latihan percaya rasional empiris
rasional
rasa, iman, logis, kadang empiris
Pengetahuan yang belum diketahui kedudukannya adalah:
1. Pengetahuan seni => tentang indah dan tidak indah.
2. Pengetahuan etika => tentang baik dan tidak baik.
Logis dan Rasional
1. Rasional
Menurut kant rasional => suatu pemikiran yang masuk akal tetapi menggunakan ukuran hukum alam.
Kesimpulan:
1. Sesuatu yang rasional ialah sesuatu yang mengikuti atau yang sesuai dengan hokum alam.
2. Yang tidak rasional adalah yang tidak sesuai dengan hukum alam.
3. Kebenaran akal didukung dengan hukum alam.
Akal itu sempit, hanya sebatas hokum alam saja.
Contoh: nabi Ibrahim dibakar tidak hangus (tidak rasional)
2. Logis
a. Logis rasional => sama dengan logis
b. Logis supra-rasional => pemikiran akal yang kebenarannya hanya mengandalkan argumen, ia tidak diukur dengan hukum alam. Contoh: nabi Ibrahim dibakar tidak hangus (logis supra rasional)
Kesimpulan: pada kasus Ibrahim ini adalah kasus yang tidak rasional tetapi logis dalam arti logis suprarasional.
Ungkapan yang dapat dibuat:
1. Yang logis ialah yang masuk akal.
2. Yang logis itu mencakup yang rasional dan supra rasional.
3. Yang rasional adalah yang masuk akal dan sesuai dengan hukum alam.
4. Yang supra rasional adalah yang masuk akal sekalipun tidak sesuai dengan hokum alam.
5. Istilah logis boleh dipakai dalam pengertian rasional atau dalam pengertian supra-rasional.
Kesimpulan sebagai implikasi konsep logis diatas:
1. Isi al-Quran ada yang rasional ada juga yang supra rasional.
2. Isi al-Quran itu semuanya logis; sebagian logis rasional, sebagian lagi logis supra-rasional.
3. Rumus metode ilmiah yang selama ini logika-hypothetico-verificatif dapat diteruskan dengan penjelasan logika itu harus diartikan rasio.
4. Mazhab rasionalisme tidak dapat diterima oleh system ini, yang dapat diterima adalah mazhab logisme.
BAB II
PENGETAHUAN SAIN
A. Ontologi Sain
1. Hakikat Pengetahuan Sain
Pengetahuan sains adalah pengetahuan rasional empiris.
a. Rasional => hipotesis harus bersifat rasional.
b. Empiris => hipotesis harus diuji kebenarannya mengikuti prosedur ilmiah.
Rumus baku metode ilmiah logika-hypothetico-verificatif : buktikan bahwa itu logis (dalam arti rasional), tarik hipotesis, ajukan bukti empiris.
Asumsi dasar sain: tidak ada kejadian tanpa sebab.
2. Struktur Sain
a. Sain Kealaman
Astronomi.
Fisika : mekanika, bunyi, cahaya dan optic, fisika nuklir.
Kimia : kimia organic, kimia teknik.
Ilmu bumi : paleontology, ekologi, geofisika, geokimia, mineralogy, geografi.
Ilmu hayat : biofisika, botani, zoology.
b. Sain Sosial
Sosiologi : sosiologi komunikasi, sosiologi politik, sosiologi pendidikan.
Antropologi : antropologi budaya, antropologi ekonomi, antropologi politik.
Psikologi: psikologi pendidikan, psikologi anak, psikologi abnormal.
Ekonomi: ekonomi makro, ekonomi lingkungan, ekonomi pedesaan.
Politik: politik dalam negri, politik hukum, politik internasional.
c. Humaniora
Seni : seni abstrak, seni grafika, seni pahat, seni tari.
Hukum : hukum pidana, hukum tata usaha Negara, hukum adat.
Filsafat: logika, ethika, estetika.
Bahasa: sastra
Agama: Islam, Kristen, Confusius.
Sejarah: sejarah Indonesia, sejarah dunia.
B. Epistemologi Sain
1. Objek Pengetahuan Sain
Ialah semua objek yang empiris yaitu pengalaman manusia (pengalaman indera).
Objek pengetahuan sain : alam, tumbuhan, hewan, manusia, kejadian alam disekitar.
2. Cara memperoleh pengetahuan sain
Perkembangan sain didorong oleh paham Humanisme, Rasionalisme, Empirisisme, Positifisme.
Humanisme yaitu paham filsafat yang mengajarkan bahwa manusia mampu mengatur dirinya dan alam sehinga manusia harus membuat aturan untuk mengatur manusia dan alam.
Rasionalisme : paham yang mengatakan bahwa akal itulah pencari dan pengukur pengetahuan. Pengetahuan dicari dengan akal dan temuannya diukur dengan akal pula.
Empirisme : paham filsafat yang mengajarkan bahwa yang benar ialah yang logis dan ada pula bukti empiris.
Positivisme : kebenaran ialah yang logis, ada bukti empirisnya yang terukur.
Proses memperoleh pengetahuan sain:
Humanisme → Rasionalisme → Empirisme → Positivisme → Metode ilmiah → Metode Riset → Model-model penelitian → Aturan untuk mengatur manusia dan aturan untuk mengatur alam
3. Ukuran Kebenaran Pengetahuan Sain
Pengetahuan sain dikatakan benar apabila memenuhi 2 syarat umum, yaitu:
a. Pengetahuan sain itu logis dibuktikan dengan uji logika.
b. Hipotesis tentang pengetahuan sain itu terbukti dengan uji empiris (dengan mengadakan eksperimen).
C. Aksiologi Sain
1. Keguanan Pengetahuan Sain
a. Teori Sebagai Alat Ekspalansi (menjelaskan)
b. Teori Sebagai Alat Peramal
c. Teori Sebagai Alat Pengontrol
2. Cara sain menyelesaikan masalah
a. Identifikasi masalah
b. Mencari teori
c. Menetapkan tindakan penyelesaian
Jangan terlalu mengandalkan sain dalam setiap penyelesaian masalah, sebab:
a. Belum tentu sain mampu menyelesaikan masalah yang dihadapi.
b. Belum tentu setiap masalah tersedia teori untuk menyelesaikannya.
3. Bonus
Netralisasi Sain
Sain itu tidak netral artinya sain itu seharusnya tidak bebas nilai.
Krisis Sain Modern
Kesalahan-kesalahan sain modern terletak pada:
a. Tentang space atau jagad raya.
b. Tentang matter atau materi.
c. Tentang kausalitas.
d. Tentang uncertainty dari Heisenberg.s
e. Tentang partikel sub-atomik
f. Tentang kerusakan ekologi menyeluruh.
Pengembangan Ilmu
• Teori adalah pendapat yang beralasan.
• Isi ilmu adlaah teori, maka mengembangkan ilmua adalah mengembangkan teorinya.
• Beberapa kemungkinan mengembangkan teori:
a. Menyusun teori baru.
b. Menemukan teori baru untuk mengganti teori lama.
c. Merevisi teori lama
d. Membatalkan teori lama yang sudah tidak sesuai
• Prosedur serta langkah-langkah pengemabangan ilmu akan ditentukan oleh jenis ilmunya yang memerlukan organisasi dan managernya. Itu memerlukan biaya tinggi, kadang memerlukan tenaga yang sedikit atau banyak dan memerlukan waktu yang kadang bias sedikit, lama ataupun sangat lama,
BAB III
PENGETAHUAN FILSAFAT
A. Ontologi Filsafat
Ontologi filsafat membicarakan hakikat, objek dan struktur filsafat.
1. Hakekat Pengetahuan Filsafat
Hakekat filsafat yaitu apa pengetahuan filsafat itu sebenarnya.
Pada hakekatnya pengertian filsafat hanya akan dimengerti apabila orang itu telah banyak mempelajari tentang filsafat.
Filsafat menurut poedjawijatna yaitu sejenis pengetahuan yang berusaha mencari sebab yang sedalam-dalamnya bagi segala sesuatu berdasarkan akal pikiran belaka.
Filsafat menurut Hasbullah Bakry mengatakan bahwa filsafat sejenis pengetahuan yang menyelidiki segala sesuatu dengan mendalam mengenai ketuhanan, alam semesta, dan manusia sehingga dapat menghasilakan pengetahuan tenatng bagaimana hakikatnya sejauh yang dapat dicapai akal manusia dan bagaimana sikap manusia seharusnya setelah mencapai pengetahuan itu.
Jadi inti filasafat adalah hanya hasil pemikiran yang logis. Pengetahuan filsafat logis dan tidak empiris.
2. Struktur Filsafat
Struktur filsafat yaitu susunan hasil pemikiran untuk menemukan kebenaran yang sebenarnya, yang terdalam.
Filsafat terdiri atas 3 cabang besar yang sebenarnya merupakan satu kesatuan yaitu:
• Ontologi : membicarakan hakikat segala sesuatu.
• Epistemologi : cara memperoleh pengetahuan itu
• Aksiologi : membicarakan keguna pengetahuan itu.
Filsafat Perennial
• Berasal dari bahasa latin perennis yang artinya kekal.
• Filsafat prenial: filsafat yang dipandang dapat menjelaskan segala kejadian yang bersifat hakiki, menyangkut kearifan yang diperlukan dalam menjalani hidup yang benar, yang menjadi hakikat seluruh agama dan tradisi besar spiritualitas manusia.
• Filsafat Perennial adalah pengetahuan filsafat tentang yang selalu ada.
• Hakikat Filsafat Perennial :
1. Metafisika : untuk mengetahui adanya hakikat realitas ilahi yang merupakan substansi dunia ini baik yang material, biologis maupun intelektual.
Filsafat Perennial mengatakan bahwa eksistensi-eksistensi tertata secara hirarkis. Realitas selalu saling terkait, jumlahnya meningkat ketika levelnya naik. Semakin tinggi eksistensi semakin real ia.
2. Psikologi : jalan untuk mengetahui adanya sesuatu dalam diri manusia yang identik dengan realitas ilahi.
Manusia adalah mahluk yang mencerminkan alam raya. Demikian juga sebaliknya. Filsafat perennial bukan berarti tidak menghargai akal. Namun dalam menghargai akal itu yang dihargai ialah orang yang menggunakan. Bukan pada kemampuan akal itu.
3. Etika : meletakkan tujuan akhir kehidupan manusia dimana etika itu sendiri adalah kumpulan petunjuk untuk mengefektifkan usaha transformasi diri yang akan memungkinkan untuk mengalami dunia dengan cara baru.
Suasana batin tertentu pada tataran psikologis ternyata sanggup menembus sampai kesejatiannya yang diperoleh melalui metode-metode tertentu.
Filsafat Pasca Modern (Post Modern Philosophy)
• Pada intinya filsafat posmo (paska modern) mengkritik filsafat modern karena filsafat modern itu harus didekonstruksi. Karena filsafat modern itu didominasi dengan paham rasionalisme maka yang didekonstruksi itu adalah rasionalisme itu.
• Pada th 1880-an Nietzsche menyatakan bahwa budaya barat telah berada dijurang kehancuran karena terlalu mendewakan rasio/akal dan hanya bias diselamatkan jika mengubah pandangan dengan mengakui keberadaan sumber kebenaran lain selai rasio misalnya agama. Hanya saja agama yang dipilih haruslah ajaran agama yang benar-benar berasal dari tuhan yang maha pintar.
B. Epistemologi Filsafat
1. Objek filsafat
Objek penelitian filsafat lebih luas daripada objek penelitian sain. Sain hanya meneliti objek yang ada, sedangkan filsafat meneliti objek yang mungkin ada. Dimana objek filsafat tergantung pada isi setiap cabang filsafat contoh : filsafat yang memikirkan pendidikan disebut filsafat pendidikan, filsafat yang memikirkan hokum disebut filsafat hokum.
2. Cara memperoleh pengetahuan filsafat
Manusia memperoleh pengetahuan filsafat dengan berfikir secara mendalam artinya ia hendak mengetahui bagian yang abstrak sesuatu itu. Pengetahuan dikatakan mendalam apabila ia sudah berhenti sampai tanda Tanya. Jadi jelas mendalam bagi seseorang belum tentu mendalam bagi orang lain.
3. Ukuran kebenaran pengetahuan filsafat
Pengetahuan filsafai ialah pengetahuan yang logis dan tidak empiris. Jadi ukuran kebenaran filsafat ialah logis tidak pengetahuan itu. Bila logis berarti benar dan bila tidak logis berarti salah. Filsafat tidak menuntut bukti kebenaran filsafat. Pengetahuan filsafat adalah yang pengetahuan yang logis dan hanya logis. Bila logis empiris itu adalah pengetahuan sain.
C. Aksiologi Filsafat
1. Kegunaaan Pengetahuan fFlsafat
Pandangan tentang filsafat :
a. Filsafat sebagai kumpulan dari teori filsafat
Mengetahui teori-teori filsafat amatlah perlu. Selain itu, filsafat perlu dipelajari oleh orang yang akan menjadi pengajar dalam bidang filsafat.
b. Filsafat sebagai metode pemecahan masalah (methodology)
Yaitu cara memecahkan masalah yang dihadapu secara mendalam dan universal.
c. Filsafat sebagai pandangan hidup (philosophy of life)
Filsafat sebagai pandangan hidup (philosophy of life) sama dengan agama dalam hal mempengaruhi sikap dan tindakan penganutnya.
Kegunaan Filsafat bagi Akidah
• Akidah : bagian dari ajaran agama islam yang mengatur cara berkeyakinan. Pusatnya adalah keyakinan terhadap tuhan.
• Cara memperkuat akidah:
1. Mengamalkan keseluruan ajaran islam secara bersungguh-sungguh.
2. Mempertajam pengertian ajaran islam.
• Tuhan tidak dapat dibuktikan dengan akal rasional.
• Filsafat dapat berguna untuk memperkuat keimanana dengan bukti suara hati yang lebih kuat daripada bukti akliah (rasio).
Kegunaan Filsafat bagi Hukum
• Hukum yang dimaksud di sini adalah Fikih yang berarni mengetaui.
• Butir-butir aturan dan ketentuan hukum yang ada dalam fikih adalah:
1. Perintah, seperti shalat, zakat, puasa dls.
2. Larangan, seperti larangan musyrik, zina dls.
3. Petunjuk,seperti cara shalat, cara puasa dls.
• Sifat unsur pokok aturan-aturan tersebut adalah:
1. Bersifat tetap, tidak terpengaruh oleh kondisi tertentu seperti aqidah dls..
2. Bersifat dapat diubah sesuai kondisi tertentu yang mencakup bidang ijtihad.
• Tujuan utama adanya fikih = untuk kemaslahatan (kebaikan) hidup manusia. Pembentukan fikih sejalan dengan tuntutan kemaslahatan umat.
• Kegunaan filsafat:
1. Kritik terhadap idiologi saingan yang akan merusak islam atau masyarakat islam.
2. Kritik terhadap hokum islami misalnya mempertanyakan apakah benar hukum itu seperti itu.
• Kesimpulan: filsafat sebagai metodologi berguna bagi pengembangan hukum dalam hal ini hukum islam.
Kegunaan Filsafat bagi Bahasa
• Fungsi bahasa: alat untuk mengekspresiakn perasaan dan pikiran.
• Kaidah bahasa telah dipengaruhi oleh logika berupa: Bahasa menggunakan kias atau analog sebagaimana digunakan dalam logika.
• Kekeliruan berbahasa melahirkan kekeliruan dalam berfikir, macam kekeliruan yaitu:
1. Kekeliruan karena komposisi
2. Kekeliruan damlam pembagian atau devisi yaitu Kekeliruan karena menetapkan sifat keseluruhan maka keliru pula dalam menetapkan sifat sebagian.
3. Kekeliruan karena tekanan.
4. Kekeliruan karena amfiboli (kalimat mempunyai arti ganda).
• Kesimpulan: filsafat sangan berperan dalam menentukan kualitas bahasa. Tanpa peran logika kesalahan tersebut tidak dapat diperbaiki.
2. Cara Filsafat Menyelesaikan Masalah
Kegunaan filsafat sebagai methodology maksudnya sebagai metode dalam menghadapi dan menyelesaikan masalah bahkan sebagai metode untuk memandang dunia.
Filsafat menyelesaikan masalah secara mendalam dan universal.
Mendalam: ingin mencari asal masalah.
Universal: masalah dilihat hubungan seluas-luasnya agar penyelesaian itu cepat dan berakibat seluas mungkin.
Langkah filsafat menyelesaikan masalah:
1. Mempelajari asal masalah.
2. Mencari sumber masalah yaitu hal yang berkaitan erat dengan masalah tersebut (bentuknya lebih umum dari masalah itu).
3. Menyelesaikan sumber masalah tersebut.
3. Bonus
Cara orang umum menilai
1. Menilai berdasarkan ketidaktahuan tentang itu, itulah yang dijadikan sebagai ukuran (hanya diam, tidak melakukan apapun).
2. Menilai dengan pendapatnya sebagai ukuran (mempelajarinya).
3. Menilai dengan menggunakan pendapat umumnya pakar sebagai alat ukuran (mempelajari secara luas dan dalam).
Netralisasi Filsafat
Pada netralisasi sain menjelaskan seharusnya sain itu tidak netral artinya sain itu seharusnya tidak bebas nilai. Pada filsafat ada beberapa hal yang harus diperhatikan, yaitu:
1. Dalam filsafat ada filsafat Nilai atau Etika.
Filsafat Etika : cabang filsafat yang khusus membicarakan nilai yaitu nilai baik dan buruk. Filsafat membicarakan tentang nilai sedangkan nilai itu bersifat tidak netral. Sehingga, filsafat juga bersifat tidak netral.
2. Filsafat adalah pemikiran orang, maka tidak mungkin sain bersifat netral.
3. Masih ada kemungkinan netralnya filsafat yaitu pada logika. Logika mungkin bersifat netral sehingga filsafat juga mungkin bersifat netral.
BAB IV
PENGETAHUAN MISTIK
• Pengetahuan:
1. Pengetahuan Sain: Pengetahuan yang logis-empirissain: pengetahuan yang logis-empiris tentang objek yang logis empiris.
2. Pengetahuan Filsafat: Pengetahuan logis tentang objek-objek yang abstrak logis.
3. Pengetauan mistik: Pengetahuan supra – rational tentang objek yang supra – rational.
A. Ontologi Pengetahuan Mistik
1. Hakekat Pengetahuan Mistik
• Mistik adalah pengetahuan yang tidak rasional.
• Misti di kaitkan dengan agama = pengetahuan tentang tuhan yang diperoleh melalui meditasi atau latihan spiritual, bebas dari ketergantungan pada indera dan rasio.
• Pengetahuan mistik = Pengetahuan yang tidak dapat dipahami oleh rasio.
• Pengetahuan Mistik = Pengetahuan yang supra-natural tetapi kadang-kadang memiliki bukti empiris.
2. Stuktur Pengetahuan Mistik
• Mistik ada 2 yaitu :
a. Mistik Biasa = mistik tanpa kekuatan tertentu.
b. Mistik Magis = mistik yang mengandung kekuatan tertentu dan biasanya untuk mencapai tujuan tertentu. Mistik magis dibagi dua, yaitu:
M.M putih = mistik magis yang berasal dari agama. Kekuatannya selalu dekat dan bersandar dengan tuhan. Contoh mu’jisat.
M.M hitam = mistik magis di luar dari agama itu sendiri. Kekuatannya selalu dekat dan bersandar dengan roh jahat atau setan. Contoh santet.
• Jiwa-jiwa yang memiliki kemampuan magis dibagi menjadi tiga, yaitu:
1. Mereka yang memiliki kemampuan atau pengaruh melalui kekuatan mental atau hikmah karena jiwa mereka menyatu dengan roh jahat atau setan. Biasa disebut ahli sihir.
2. Merekan yang melakukan pmagisnya dengan menggunakan watak benda-benda atau elemen-elemen yang ada di dalamnya, baik benda yang ada diangkasa maupun yang ada di bumi. Sering disebut jimat.
3. Mereka yang melakukan pengaruh magisnya melalui kekuatan imaginasi sehingga menimbulkan berbagai fantasi pada orang yang dipengaruhi. Biasa disebut pesulap.
B. Epistemologi Pengetahuan Filsafat
Membahas tentang bagaimana cara pengetahuan mistik diperoleh dan objek kajiannya. Pengetahuan mistik diperoleh tidak melalui indera dan bukan melalui rasio. Pengetahuan ini diperoleh dari rasa, melalui hati sebagai alat merasa.
1. Objek Pengetahuan Mistik
Opengetahuan mistik adalah objek yang supra-rasional (alam gaib, tuhan, surga, neraka, malaikat, jin dll) dan objek yang tidak dapat dipahami oleh rasio yaitu objek-objek supra-natural (kebal, debus, pellet, santet dll).
2. Cara Memperoleh Pengetahuan Mistik
• Pengetahuan mistik tidak diperoleh melalui indera dan tidak juga dengan menggunakan akal rasional. Pengetahuan mistik diperoleh melalui rasa.
• Imanuael kant => mengatakan melalui moral. Ada juga yang mengatakan melalui insight, qolbu.
• Thariqat adalah cara membersihkan diri yang merupakan epistemology untuk memperoleh pengetahuan mistik.
• Cara memperoleh pengetahuan mistik pada umumnya adalah denagn riyadhah atau latihan batin. Dimana melalui cara ini manusia memperoleh pengetahuan.
• Kesimpulan epistemology pengetahuan mistik adalah pelatihan batin.
3. Ukuran Kebenaran Pengetahuan Mistik
• Ukuran Kebenaran sain = rasio dan bukti empiris.
• Ukuran Kebenaran filsafat = logis rasional dan logis supra-rasonal.
• Ukuran Kebenaran mistik
a. P. mistik berasal dari tuhan = teks tuhan yang menyebutkan demikian.
b. Kepercayan.
c. Ada sebagian yang dapat dibuktikan dengan bukti empiris.
• Satu-satunya tanda pengetahuan mistik adalah kita tidak dapat menjelasakan hubungan sebab akibat yang ada didalam sesuatu kejadian mistik.
C. Aksiologi Pengetahuan Mistik
1. Kegunaan Pengetahuan Mistik
• Pengetahuan mistik itu sangat subjektif yang mengetahui keguanaannya hanya pemiliknya.
• Pengetahuan mistik putih digunakan untuk kebaikan. Misal pengobatan.
• Pengetahuan mistik hitam digunakan untuk kejahatan.
• Pengetahuan ini dapat menyelesaikan apa yang tidak dapat diselesaikan oleh sain maupun filsafat.
a. Cara membedakan pengetahuan mistik putih atau hitam dapat dilihat dari cara memperolehnya, penggunaannya, ontologi dan aksiologinya. Bila pada cara memperolehnya, penggunaannya, ontologi dan aksiologinya terdapat hal-hal yang berlawanan dengan nilai kebaikan, maka disebut hitam.
2. Cara Pengetahuan Mistik Menyelesaikan Masalah
Pengetahuan mistik menyelesaika masalah tidak melalui proses inderawi dan tidak juga melalui proses rasio.
• Pengetahuan Mistik-Magis-Putih Menyelesaika masalah yaitu dengan do’a dan wirid yang dapat menjembatani manusia dengan kebutuhannya dan tuhan yang memiliki apa yang dibutuhkan.
• Pengetahuan Mistik-Magis-Hitam Menyelesaika masalah yaitu dengan memunculkan banyak roh jahat yang berakibat segala sesuatu yang dituju tukang sihir benar-benar terjadi.
3. Bonus
Ilmu Putih vs Ilmu Hitam
Cara membedakan ilmu putih dengan ilmu hitam, yaitu:
a. Bila ontologi melawan ajaran benar (agama) maka ilmu itu tergolong golongan hitam dan sebaliknya.
b. Bila epistemologinya melawan ajaran yang benar maka ilmu itu kita katakana hitam dan sebaliknya.
c. Bila segi aksiologinya digunakan untuk tujuan melawan ajaran yang benar, maka tergolong hitam.
Keterangan :
Suatu ilmu mistik haruslah lolos uji dalam ketiga kategori tersebut. Tidak lolos dari salah satu saja berakibat “ilmu” itu dapat digolongkan hitam. Alat pengujiannya adalah kebenaran.
Netralisasai Pengetahuan Mistik
o Sain yang begitu kelihatan kenetralannya, setelah direnungkan kembali ternyata tidak netral.
o Pengetahuan filsafat yang disangka cukup untuk disebut netral ternyata lebih tidak netral disbanding sain.
o Pengetahuan mistik dengan mudah dapat dilihat bahwa ia tidak netral.
o Pengetahuan mistik bersifat subjektif. Bila subjektif maka tidak netral.
o Seperti halnya sain dan filsafat, mistik juga bersifat tidak bebas nilai.
Beberapa Contoh Pengetahuan Mistik
1. Mukasyafah
2. Ilmu Laduni
3. Saefi
4. Jangjawokan
5. Sihir
6. Ilmu Kebal
7. Santet
8. Pelet
9. Debus
10. Tentang Jin
11. Nyambat
12. Ilmu Kanuragan
Tidak ada komentar:
Posting Komentar