BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Keunggulan suatu bangsa tidak lagi bertumpu pada kekayaan alam, melainkan pada keunggulan sumber daya manusia (SDM), yaitu tenaga terdidik yang mampu menjawab tantangan-tantangan yang sangat cepat. Sejumlah pembicara dalam berbagai seminar, diskusi atau tulisan di media massa mengisyaratkan bahwa, secara keseluruhan, mutu SDM Indonesia saat ini masih ketinggalan dan berada di belakang SDM negara-negara maju dan negara-negara tetangga, seperti Malaysia dan Thailand. Kenyataan ini sudah lebih dari cukup untuk mendorong pakar dan praktisi pendidikan melakukan kajian sistematik untuk membenahi atau memperbaiki sistem pendidikan nasional.
Agar keluaran sekolah mampu beradaptasi secara dinamis dengan perubahan dan tantangan itu, pemerintah melontarkan gagasan tentang manajemen pendidikan yang berbasis sekolah (school-based management) yang memberikan ruang yang luas bagi sekolah dan masyarakatnya untuk menentukan program dan rencana pengembangan diri sesuai dengan kebutuhan dan kondisi masing-masing.
Sejalan dengan gagasan desentralisasi pengelolaan pendidikan, maka fungsi-fungsi pengelolaan sekolah perlu diberdayakan secara maksimal agar dapat berjalan secara efektif untuk menghasilkan mutu lulusan yang diharapkan oleh masyarakat dan bangsa.
Implementasi gagasan tersebut perlu didukung oleh seperangkat instrument yang akan mendorong sekolah berupaya meningkatkan efektivitas fungsi-fungsi pengelolaannya secara terus-menerus sehingga mampu berkembang menjadi learning organization. Model penilaian sekolah efektif merupakan salah satu instrumen yang diharapkan dapat digunakan oleh pengelola pendidikan untuk mengetahui tingkat keberhasilan setiap sekolah. Hasil penilaian tersebut selanjutnya dapat dijadikan bahan pertimbangan untuk melakukan upaya perbaikan sekolah.
Sejalan dengan adanya perubahan cara berfikir (paradigma) pelaksanaan pendidikan atau pembelajaran secara mendasar, dari cara berfikir konvensional ke cara berpikir modern dan maju, berdasarkan hasil riset di bidang pendidikan, pilar-pilar, ciri atau karakteristik Sekolah Efektif utamanya untuk memberikan wawasan pengetahuan yang utuh tentang kedudukan, tugas, peran dan fungsi sekolah sebagai agen pembaharuan, pelayanan, peningkatkan mutu sumber daya manusia, dan sebagai bagian tak terpisahkan dari masyarakat secara keseluruhan. Kata kuncinya terletak pada bagaimana upaya setiap warga sekolah dapat mendukung terwujudnya pelaksanakan pendidikan dan pembelajaran secara berkualitas melalui pemberdayaan berbagai komponen penting yang terdapat di sekolah dan di lingkungan masyarakat sekitar sekolah.
Sekolah efektif adalah sekolah yang memiliki standar pengelolaan yang baik, transparan, responsibel dan akuntabel, serta mampu memberdayakan setiap komponen penting sekolah, baik secara internal maupun eksternal, dalam rangka pencapaian visi-misi-tujuan sekolah secara efektif dan efesien.
Telah banyak upaya yang dilakukan untuk menjadikan sekolah dapat memenuhi peran, tugas dan fungsinya sebagai agen pembaharuan, agen pelayanan masyarakat, dan agen pengembangan sumber daya manusia yang berkualitas. Banyak diantaranya yang sudah berhasil, tapi ada jumlah yang lebih banyak lagi yang tidak atau kurang berhasil. Kemunculan konsep pilar-pilar sekolah efektif menjadi penting, karena dipandang sebagai terobosan dalam dunia pendidikan di era modern ini. Melalui makalah ini anda diajak untuk bisa mempelajari dan memahami tentang sekolah efektif yang merupakan sebuah terobosan dalam dunia pendidikan.
B. Rumusan Masalah
Rumusan masalah yang akan dibahas dalam makalah ini yaitu:
1. Apa maksud dari sekolah sebagai suatu sistem?
2. Apakah pengertian dari sekolah efektif itu?
3. Bagaimana konsep sekolah efektif?
4. Apakah ciri-ciri dan karakteristik sekolah efektif ?
5. Bagaimana kepemimpinan sekolah efektif?
C. Tujuan
Makalah ini memiliki tujuan, yaitu:
1. untuk mengetahui maksud dari sekolah sebagai suatu sistem,
2. untuk mengetahui pengertian dari sekolah efektif,
3. untuk mengetahui konsep sekolah efektif,
4. untuk mengetahui cirri-ciri dan karakteristik sekolah efektif,
5. untuk mengetahui kepemimpinan sekolah efektif.
D. Manfaat
Pembuatan makalah ini diharapakan dapat memberikan manfaat, yaitu:
1. memberikan informasi tentang maksud dari sekolah sebagai suatu sistem,
2. memberikan informasi tentang pengertian dari sekolah efektif,
3. memberikan informasi tentang konsep sekolah efektif,
4. memberikan informasi tentang cirri-ciri dan karakteristik sekolah efektif,
5. memberikan informasi tentang kepemimpinan sekolah efektif.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Sekolah Sebagai Suatu Sistem
Sistem berasal dari bahasa latin (systema) dan bahasa yunani (sustema) yang berarti suatu kesatuan yang terdiri dari komponen-komponen yang saling berkaitan satu sama lain membentuk satu kesatuan yang utuh. Perubahan satu komponen akan berpengaruh pada komponen-komponen yang lainnya.
Sedangkan sekolah itu sendiri terdiri dari beberapa komponen-komponen (input, proses dan output) yang saling berkaitan satu sama lain sehingga sekolah dapat dikatakan sebagai suatu sistem.
Komponen-komponen sekolah sebagai suatu sistem diantaranya :
1. Input : input yang harus ada pada sekolah yaitu
a. Manusia (man)
Manusia yang dibutuhkan sebagai masukan bagi proses pendidikan adalah siswa sebagai bahan utama (bahan mentah). Untuk menghasilkan manusia seutuhnya diperlukan bahan utama atau bahan mentah, diperlukan input manusia yang memiliki potensi untuk dididik, dilatih, dibimbing, dan dikembangkan menjadi manusia seutuhnya.
b. Uang (money)
Uang merupakan masukan yang memperlancarkan proses input. Walaupun bukan yang paling penting tetapi tidak ada uang maka perwujudan manusia seutuhnya diragukan karena ada proses yang terganggu dikarenakan ditiadakannya banyak kegiatan. Keuangan sekolah berasal dari pemerintah, masyarakat dan orang tua wali.
c. Material (materials)
Bahan fisik yang diperlukan untuk menunjang terjadinya proses pembelajaran di sekolah guna membentuk manusia seutuhnya. Bahan-bahan tersebut berupa sarana prasarana, alat-alat pendidikan atau media, dan sumber pendidikan.
d. Metode-metode (methods)
yaitu metode pembelajaran atau cara-cara teknik dan strategi yang dikembangkan sekolah dalam melaksanakan proses pendidikan.
e. Mesin-mesin (mechine).
Seperangkat yang mendukung terjadinya proses pembelajaran, dapat berupa teknologi, komputer, radio, televisi, mobil, atau media-media yang menggunakan teknologi. Alat-alat tersebut digunakan sekolah baik sebagai daya dukung maupun sebagai objek untuk dipelajari.
2. Proses
Beberapa ahli berpendapat tentang pengertian proses, diantaranya:
a. Komariah & Triatna
Proses penyelenggaraan sekolah adalah kiat menejemen sekolah dalam mengelola masukan-masukan agar tercapai tujuan yang telah ditetapkan.
b. Slamet
Proses adalah berubahnya “sesuatu” menjadi “sesuatu yang lain”. Sesuatu yang berpengaruh terhadap berlangsungnya proses disebut input, sedangkan sesuatu dari hasil proses disebut output.
Proses berlangsungnya sekolah pada intinya adalah berlangsungnya pembelajaran, yaitu terjadinya interaksi antara siswa dengan guru yang didukung oleh perangkat lain sebagai bagian dari proses pembelajaran.
Ciri-ciri proses pempelajaran yang disarankan, yaitu:
a. Memberikan pemahaman mengenai faktor-faklor yang berpengaruh di dalam mengembangkan pandangan hidup murid.
b. Mengembangkan pengetahuan, sikap dan keterampilan yang penting guna berpartisipasi dalam proses politik.
c. Mengembangkan sikap cinta belajar dan mewujudkannya di dalam setiap kegiatan yang terjadi sepanjang hidup.
d. Mengembangkan bakat kreatif siswa secara penuh dalam berbagai bidang kesenian.
Khusus yang terkait dengan pengamatan belajar, sekolah dan guru serta pihak yang berkepentingan dengan pendidikan dituntut untuk bekerjasama dalam hal:
• Menjamin agar semua siswa mengalami dalam penggunaan dan pemahaman makna serta pengembangan bahasa melalui cerita, sajak, drama dan kegiatan lainnya yang terkait.
• Menjamin bahwa pembelajaran sedapat mungkin berlangsung melalui pengalaman langsung.
• Menyediakan peluang bagi semua murid untuk mengembangkan kemampuan mereka.
• Memberikan pengalaman bagi murid yang mempunyai hambatan khusus agar mampu mengatasi hambatan yang mereka punyai.
Khusus yang terkait dengan manajemen sekolah, kepala sekolah dan guru disarankan untuk:
• Menyediakan berbagai peluang bagi orang tua murid untuk melibatkan mereka dalam kegiatan-kegiatan sekolah.
• Mengembangkan sistem penghargaan sesuai dengan umur murid sebagai pengakuan atas prestasi istimewa yang mereka capai.
• Mengelola sekolah dengan cara-cara yang merefleksikan keberlangsungan keterlaksanaan kurikulum.
• Menciptakan cara-cara agar pemberian informasi kepada orang tua mengenai hal-hal yang terkait dengan sekolah dan kemajuan murid dapat beriangsung secara teratur.
3. Output
Output dari aktivitas sekolah adalah segala sesuatu yang kita pelajari di sekolah yaitu seberapa banyak yang dipelajari dan seberapa baik kita mempelajarinya yaitu berupa pengetahuan kognitif, keterampilan dan sikap-sikap.
Output sekolah berupa kelulusan siswa. Siswa yang lulus dengan sangat baik dan siswa yang lulus dengan biasa-biasa aja. Lulusan yang berguna bagi kehidupan yaitu lulusan yang bermanfaat bagi dirinya, keluarga dan lingkungan (out come). Outcome pada pendidikan dasar dan menengah adalah siswa yang dapat melanjutkan pendidikannya kejenjang yang lebih tinggi. Sedangkan ia tidak melanjutkan maka dalam kehidupan dapat mencari nafkah dengan bekerja kepada orang lain atau mandiri, hidup layak dan bermasyarakat.
B. Pengertian Sekolah Efektif
Sekolah efektif adalah sekolah yang dapat mencapai target yang telah diteta pkannya sendiri. Sekolah unggul dan efektif adalah sekolah yang dapat mencapai target dengan penetapan target yang tinggi.
Pengertian sekolah efektif menurut para ahli:
• Peter Mortimore (1996) : sekolah efektif dapat diartikan sebagai “A high performing school, through its well-established system promotes the highest academic and other achievements for the maximum number of students regardless of its socio-economic background of the families”. Menurut Peter Mortimore (1991) sekolah efektif dicirikan sebagai:
1. Sekolah memiliki visi dan misi yang jelas dan dijalankan dengan konsisten.
2. Lingkungan sekolah yang baik, dan adanya disiplin serta keteraturan di kalangan pelajar dan staf.
3. Kepemimpinan kepala sekolah yang kuat.
4. Penghargaan bagi guru dan staf serta siswa yang berprestasi.
5. Pendelegasian wewenang yang jelas.
6. Dukungan masyarakat sekitar.
7. Sekolah mempunyai rancangan program yang jelas.
8. Sekolah mempunyai fokus sistemnya tersendiri.
9. Pelajar diberi tanggung jawab.
10. Guru menerapkan strategi-strategi pembelajaran inovatif.
11. Evaluasi yang berkelanjutan.
12. Kurikulum sekolah yang terancang dan terintegrasi satu sama lain.
13. Melibatkan orang tua dan masyarakat dalam membantu pendidikan anak-anaknya.
Kajian sejumlah literatur yang membahas tentang sekolah efektif akan dijumpai rumusan pengertian yang bermacam-macam. Sekolah efektif adalah sekolah yang semua sumber dayanya diorganisasikan dan dimanfaatkan untuk menjamin semua siswa, tanpa memandang ras, jenis kelamin, maupun status sosial ekonomi, dapat mempelajari materi kurikulum yang esensial di sekolah itu. Rumusan pengertian ini lebih diorientasikan pada pengoptimalan pencapaian tujuan pendidikan sebagaimana termuat kurikulum.
Pengertian lain tentang sekolah efektif yakni sekolah efektif menunjukkan pada kemampuan sekolah dalam menjalankan fungsinya secara maksimal, baik fungsi ekonomis, fungsi sosial-kemanusiaan, fungsi politis, fungsi budaya maupun fungsi pendidikan. Fungsi ekonomis sekolah adalah memberi bekal kepada siswa agar dapat melakukan aktivitas ekonomi sehingga dapat hidup sejahtera. Fungsi sosial kemanusiaan sekolah adalah sebagai media bagi siswa untuk beradaptasi dengan kehidupan masyarakat. Fungsi politis sekolah adalah sebagai wahana untuk memperoleh pengetahuan tentang hak dan kewajiban sebagai warga negara. Fungsi budaya adalah media untuk melakukan transmisi dan transformasi budaya. Adapun fungsi pendidikan adalah sekolah sebagai wahana untuk proses pendewasaan dan pembentukkan kepribadian siswa.
Fungsi-fungsi tersebut ada yang menjadi fungsi umum (notice function), dalam arti berlaku bagi semua jenis dan atau jenjang sekolah, dan ada pula yang lebih menonjol pada jenis-jenis sekolah tertentu (distinctive function), seperti pada sekolah-sekolah yang memiliki ciri keagamaan, sekolah-sekolah kejuruan, atau jenis-jenis sekolah lainnya. Oleh karena kata efektif itu sendiri mengandung pengertian tentang derajat pencapaian tujuan yang ditetapkan, maka upaya perumusan konstruk dan indikator efektivitas sekolah tidak dapat dilepaskan dari konsep tentang kemampuan (kompetensi) yang hendak dikembangkan melalui pendidikan di sekolah.
Dengan memperhatikan empat pilar pendidikan di atas, berbagai kelemahan yang berkembang di masyarakat, dan dengan mempertimbangkan akar budaya masyarakat yang menjunjung tinggi nilai-nilai Agama, maka sekolah di Indonesia seharusnya dikembangkan untuk membantu siswanya menguasai kompetensi yang berguna bagi kehidupannya di masa depan, yaitu:
a. kompetensi keagamaan, meliputi pengetahuan, sikap dan keterampilan keagamaan yang diperlukan untuk dapat menjalankan fungsi manusia sebagai hamba Allah Yang Mahakuasa dalam kehidupan sehari-hari.
b. kompetensi akademik, meliputi pengetahuan, sikap, kemampuan, dan keterampilan yang diperlukan untuk dapat mengikuti perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi sesuai dengan jenjang pendidikannya.
c. kompetensi ekonomi, meliputi pengetahuan, sikap, dan keterampilan yang diperlukan untuk dapat memenuhi kebutuhan ekonomi agar dapat hidup layak di dalam masyarakat.
d. kompetensi sosial pribadi, meliputi pengetahuan, sistem nilai, sikap dan keterampilan untuk dapat hidup adaptif sebagai warga negara dan warga masyarakat internasional yang demokratis.
Sekolah harus dipahami sebagai satu kesatuan sistem pendidikan yang terdiri atas sejumlah komponen yang saling bergantung satu sama lain. Dengan demikian, pengembangan kompetensi pada diri siswa tidak dapat diserahkan hanya pada kegiatan belajar-mengajar (KBM) di kelas, melainkan juga pada iklim kehidupan dan budaya sekolah secara keseluruhan.
Setiap sekolah sebagai suatu kesatuan diharapkan mampu memberikan pengalaman belajar kepada seluruh siswanya untuk menguasai keempat kompetensi di atas sesuai dengan jenjang pendidikannya dan misi khusus yang diembannya.
Secara teoritik, penilaian efektivitas sekolah perlu dilakukan dengan cara mengkaji bagaimana seluruh komponen sekolah itu berinteraksi satu sama lain secara terpadu dalam mendukung keempat kompetensi yang harus dikuasai oleh siswa. Namun, pada praktiknya, pandangan yang holistik ini sulit diimplementasikan secara sempurna karena keterbatasan pendekatan penilaian yang dapat digunakan. Oleh karena itu, pengertian penilaian sekolah efektif dirumuskan sebagai penilaian terhadap keoptimalan berfungsinya setiap komponen sekolah dalam mendukung penguasaan kompetensi yang harus dikuasai oleh siswa.
Sekolah efektif adalah sekolah yang memiliki sistem pengelolaan yang baik, transparan dan akuntabel, serta mampu memberdayakan setiap komponen penting sekolah, baik secara internal maupun eksternal, dalam rangka pencapaian visi-misi-tujuan sekolah secara efektif dan efesien.
C. Konsep Sekolah Efektif
Konsep Sekolah Efektif muncul berdasarkan hasil Meta riset yang dilakukan di berbagai Negara. Riset awal membuktikan hal-hal berikut:
Di Amerika Serikat, Coleman (1966) melaporkan “Siswa yang berprestasi tinggi di sekolah, melanjutkan ke jenjang yang lebih tinggi, dan hidupnya berhasil adalah siswa yang berasal dari keluarga yang sosial ekonominya tinggi. Sedangkan siswa yang prestasinya rendah, tidak mampu belajar di sekolah, drop out, tidak melanjutkan ke jenjang yang lebih tinggi, tidak mempunyai motivasi belajar adalah siswa yang berasal dari keluarga yang sosial ekonominya rendah.
Di Inggris, ROBBINS (1962) melaporkan bahwa Hampir semua siswa yang melanjutkan ke jenjang perguruan tinggi berasal dari keluarga yang ayahnya mempunyai profesi yang tinggi. Hanya 2% siswa yang melanjutkan ke jenjang perguruan tinggi berasal dari keluarga yang ayahnya tidak mempunyai kecakapan atau pendidikan yang memadai.
Pusat Penelitian Pengukuran dan Evaluasi NSW, (1960-1970) Australia, menyimpulkan bahwa pendapat atau pandangan orang tua tentang nilai-nilai pendidikan sangat berpengaruh terhadap prestasi pembelajaran anak di sekolah. Berdasarkan pendapat atau pandangan orang tua tersebut, dapat diprediksi prestasi siswa di sekolah, kapan siswa drop out, dan jenis pekerjaan apa yang akan ditekuninya.
Kesimpulannya, Latar belakang keluarga merupakan faktor penting yang menentukan prestasi atau keberhasilan siswa di sekolah. Apa yang dibawa siswa ke sekolah jauh lebih penting daripada proses yang terjadi di dalam sekolah. Sekolah tidak dapat membuat perubahan yang signifikan terhadap siswa.
Pada kenyataannya, ada sekolah-sekolah yang secara konsisten menghasilkan siswa-siswa berprestasi tinggi, melanjutkan ke jenjang yang lebih tinggi dan lebih berhasil hidupnya, apapun latar belakang keluarga siswa. Di Inggris, hasil penelitian Rutter (tahun 1979) melaporkan bahwa sekolah tersebut memiliki ciri-ciri : menekankan pada pembelajaran, guru merencanakan bersama dan bekerja sama dalam pelaksanaan pembelajaran, dan ada supervisi yang terarah dari guru senior dan kepala sekolah.
Di Amerika Serikat, penelitian Weber (1971), Austin (1978), Brookeover & Lezotte (1979), Edmonds & Frederickson (1979), Phi Delta Kappa (1980), secara meta analisis menyimpulkan bahwa sekolah tersebut mempunyai ciri: kepemimpinannya kuat, memiliki harapan yang tinggi bagi siswa dan guru, lingkungannya yang kondusif, kepala sekolah berperan sebagai “instructional leader”, kemajuan prestasi belajar siswa sering dimonitor, dan adanya dukungan pelibatan orang tua secara aktif.
Melalui pemeliharaan mutu, responsive terhadap tantangan dan antisipatif terhadap perubahan yang diakibatkan dari berubahnya tatanan internal sehingga tidak menimbulkan keadaan bergejolak akan mendukung kemajuan sekolah. Globalisasi menuntut dunia pendidikan bersinergi dengan berbagai perubahan melalui rekayasa menejemen pendidikan dengan tetap memegang citra diri bangsa.
Sekolah yang hanya memelihara keadaan stabil tanpa merespon berbagai gejolak akan berhadapan dengan keadaan yang tidak menguntungkan. Sebagai peningkatan mutu pendidikan, lembaga pendidikan khususnya perguruan tinggi harus melakukan berbagai penataan. Salah satu upayannya adalah pembenahan dibidang menejemen. Manajemen yang baik akan menjadikan sekolah tersebut berhasil mencapai tujuan dan sasaran pendidikan.
Berdasarkan sudut pandang keberhasilan sekolah tersebut, kemudian dikenal dengan sekolah efektif. Pengertian umum sekolah efektif juga berkaitan dengan perumusan apa yang harus dikerjakan dengan apa yang harus dicapai. Sehingga sekolah dikatakan efektif jika terdapat hubungan yang kuat antara apa yang telah dirumuskan untuk dikerjakan dengan hasil-hasil yang dicapai oleh sekolah.
Efektifitas adalah ukuran yang menyatakan sejauh mana sasaran atau tujuan telah dicapai. Efektifitas sekolah terkait pula dengan kualitas. Kualitas adalah gambaran dan karakteristik menyeluruh yang menunjukan kemampuaannya dalam memuaskan kebutuhan yang ditentukan atau yang tersirat misalnya nilai hasil ujian akhir, prestasi olahraga, prestasi karya tulis ilmiah dan prestasi pentas seni. Kualitas lulusan dipengaruhi oleh tahapan-tahapan kegiatan sekolah yang saling berhubungan yaitu perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi.
Efektifitas sekolah menunjukan adanya proses perekayasaan berbagai sumber dan metode yang diarahkan pada terjadinya pembelajaran disekolah secara optimal. Efektifitas sekolah merujuk pada pemberdayaan semua komponen sekolah sebagai organisasi tempat belajar berdasarkan tugas pokok dan fungsinya masing-masing dalam struktur program dengan tujuan agar siswa belajar dan mencapai hasil yang telah ditetapkan, yaitu memiliki kompetensi. Pada sekolah efektif, semua siswa baik siswa yang mempunyai kemampuan tinggi dalam belajar, yang dapat mengembangkan diri, siswa yang memiliki kemampuan intelektualitas yang biasapun dapat mengembangkan dirinya, jika dibandingkan dengan kondisi awal ketika mereka baru memasuki sekolah.
Jadi konsep sekolah efektif adalah sekolah yang mampu mengoptimalkan semua masukan dan proses bagi ketercapaian output pendidikan, yaitu prestasi sekolah terutama prestasi siswa yang ditandai dengan dimilikinya semua kemampuan berupa kompetensi yang dipersyaratkan didalam belajar.
Esensi yang terkandung dalam bagian pendahuluan di atas adalah fungsi sekolah sebagai tempat belajar yang memiliki kewajiban untuk menyelenggarakan pengalaman pembelajaran yang bermutu bagi peserta didiknya. Esensi inilah yang menjadi misi atau tugas pokok sekolah, yang sepatutnya menjadi dasar bagi peserta didiknya dan analisis kinerja sekolah yang efektif.
Sekolah efektif dapat diartikan sebagai sekolah yang menunjukkan tingkat kinerja yang diharapkan dalam menyelenggarakan proses belajarnya, dengan menunjukkan hasil belajar yang bermutu pada peserta didik sesuai dengan tugas pokoknya. Mutu pembelajaran dan hasil belajar yang memuaskan tersebut merupakan produk akumulatif dari seluruh layanan yang dilakukan sekolah dan pengaruh dari suasana/iklim yang kondusif yang diciptakan di sekolah. Berbagai perspektif dapat dikemukakan berikut ini:
(1) Sekolah Efektif dalam Perspektif Mutu Pendidikan.
Penyelenggaraan layanan belajar bagi peserta didik biasanya dikaji dalam konteks mutu pendidikan yang erat hubungannya dengan kajian kualitas manajemen dan sekolah efektif. Di lingkungan sistem persekolahan, konsep mutu pendidikan dipersepsi berbeda-beda oleh berbagai pihak.
Menurut persepsi kebanyakan orang (orang tua dan masyarakat pada umumnya), mutu pendidikan di sekolah secara sederhana dilihat dan perolehan nilai atau angka yang dicapai seperti ditunjukkan dalam hasil-hasil ulangan dan ujian. Sekolah dianggap bermutu apabila para siswanya, sebagian besar atau seluruhnya, memperoleh nilai atau angka yang tinggi, sehingga berpeluang melanjutkan ke jenjang pendidikan yang lebih tinggi.
Persepsi tersebut tidak keliru apabila nilai atau angka tersebut diakui sebagai representasi dari totalitas hasil belajar, yang dapat dipercaya menggambarkan derajat perubahan tingkah laku atau penguasaan kemampuan yang menyangkut aspek kognitif, afektif dan psikomotorik. Dengan demikian, hasil pendidikan yang bermutu memiliki nuansa kuantitatif dan kualitatif. Artinya, di samping ditunjukkan oleh indikator seberapa banyak siswa yang berprestasi sebagaimana dilihat dalam perolehan angka atau nilai yang tinggi, juga ditunjukkan oleh seberapa baik kepemilikan kualitas pribadi para siswanya, seperti tampak dalam kepercayaan diri, kemandirian, disiplin, kerja keras dan ulet, terampil, berbudi-pekerti, beriman dan bertaqwa, tanggung jawab sosial dan kebangsaan, apresiasi, dan lain sebagainya. Analisis di atas memberikan pemahaman yang jelas bahwa konsep sekolah efektif berkaitan langsung dengan mutu kinerja sekolah.
Kemampuan umum yang dimiliki seorang anak biasanya dipergunakan sebagai prediktor untuk menjelaskan tingkat kemampuan menyelesaikan program belajar, sehingga kemampuan ini sering disebut sebagai scholastic aptitude atau potensi akademik. Seorang siswa yang memiliki potensi akademik yang tinggi diduga memiliki kemampuan yang tinggi pula untuk menyelesaikan program-program belajar atau tugas-tugas belajar pada umumnya di sekolah, dan karenanya diperhitungkan akan memperoleh prestasi yang diharapkan.
Sementara itu, kemampuan khusus atau bakat dijadikan prediktor untuk berprestasi dengan baik dalam bidang kajian khusus seperti dalam bidang karya seni, musik, akting dan sejenisnya. Atas dasar pemahaman ini, maka untuk memperoleh mutu pendidikan sekolah yang baik, para siswa yang dilayaninya harus memiliki potensi yang memadai untuk menyelesaikan program-program belajar yang dituntut oleh kurikulum sekolah.
Kemampuan profesional guru direfleksikan pada mutu pengalaman pembelajaran siswa yang berinteraksi dalam kondisi proses belajar mengajar. Kondisi ini sangat dipengaruhi oleh:
a. tingkat penguasaan guru terhadap bahan pelajaran dan penguasaan struktur konsep-konsep keilmuannya.
b. metode, pendekatan, gaya atau seni dan prosedur mengajar, pemanfaatan, fasilitas belajar secara efektif dan efisien.
c. pemahaman guru terhadap karateristik kelompok dan perorangan siswa.
d. kemampuan guru menciptakan dialog kreatif dan menciptakan lingkungan belajar yang menyenangkan.
e. kepribadian guru.
Atas dasar analisis tersebut, maka upaya untuk meningkatkan mutu pendidikan di sekolah harus disertai dengan upaya-upaya untuk meningkatkan kemampuan profesional dan memperbaiki kualitas kepribadian gurunya. Pada tingkat sekolah, upaya tersebut ditunjukkan dalam kegiatan-kegiatan berikut, yaitu:
a. interaksi kolegialitas di antara guru-guru.
b. pemahaman proses-proses kognitif dalam penyelenggaraan pengajaran.
c. penguasaan struktur pengetahuan mata pelajaran.
d. pemilikan pemahaman dan penghayatan terhadap nilai, keyakinan, dan standar.
e. keterampilan mengajar.
f. pengetahuan bagaimana siswa belajar.
Fasilitas belajar menyangkut ketersediaan hal-hal yang dapat memberikan kemudahan bagi perolehan pengalaman belajar yang efektif dan efisien. Fasilitas belajar yang sangat penting adalah perpustakaan, komputer, dan kondisi fisik lainnya yang secara langsung mempengaruhi kenyamanan belajar.
Budaya sekolah adalah seluruh pengalaman psikologis para siswa (sosial, emosional dan intelektual) yang diserap oleh mereka selama berada dalam lingkungan sekolah. Respon psikologis keseharian siswa terhadap hal-hal seperti cara-cara guru dan personil sekolah lainnya bersikap dan berperilaku (misalnya, layanan wali kelas dan tenaga administratif), implementasi kebijakan sekolah, kondisi dan layanan warung sekolah, penataan keindahan, kebersihan dan kenyamanan kampus, semuanya membentuk budaya sekolah.
Budaya sekolah merembes pada penghayatan psikologis warga sekolah termasuk siswa, yang pada gilirannya membentuk pola nilai, sikap, kebiasaan dan perilaku. Aspek penting yang turut membentuk budaya sekolah adalah kepemimpinan sekolah. Kepemimpinan sekolah yang efektif merupakan sumber nilai dan semangat, sumber tatanan dan perilaku kelembagaan yang berorientasi ke arah dan sejalan dengan pencapaian visi dan misi sekolah.
Oleh karena itu, kepala sekolah hendaklah seseorang yang memiliki visi dan misi kelembagaan, memiliki kemampuan konseptual, memiliki keterampilan dan seni dalam hubungan antarmanusia, menguasai aspek-aspek teknis dan substantif pekerjaannya, memiliki semangat untuk maju, serta memiliki semangat mengabdi dan karakter yang diterima oleh lingkungannya.
Dari tema analisis sekolah efektif dalam perspektif mutu pendidikan dapat dikatakan bahwa sekolah yang efektif adalah sekolah yang:
a. memiliki masukan siswa dengan potensi yang sesuai dengan tuntutan kurikulum
b. dapat menyediakan layanan pembelajaran yang bermutu
c. memiliki fasilitas sekolah yang menunjang efektivitas dan efesiensi kegiatan belajar mengajar
d. memiliki kemampuan menciptakan budaya sekolah yang kondusif sebagai refleksi dari kinerja kepemimpinan profesional kepala sekolah.
(2) Sekolah Efektif dalam Perspektif Manajemen.
Manajemen sekolah merupakan proses pemanfaatan seluruh sumber daya sekolah yang dilakukan melalui tindakan yang rasional dan sistematik (mencakup perencanaan, pengorganisasian, pengerahan tindakan, dan pengendalian) untuk mencapai tujuan sekolah secara efektif dan efisien.
Tindakan-tindakan manajemen tersebut bersumber pada kebijakan dan peraturan-peraturan yang disepakati bersama yang diwujudkan dalam bentuk sikap, nilai, dan perilaku dari seluruh orang yang terlibat di dalamnya. Tindakan-tindakan manajemen tidak berlangsung dalam satu isolasi, melainkan terjadi dalam satu keutuhan kompleksitas sistem.
Apabila dilihat dalam perspektif ini, maka dimensi sekolah efektif meliputi:
a. Layanan Belajar bagi Siswa
b. Pengelolaan dan Layanan Siswa
c. Sarana dan Prasarana Sekolah
d. Program dan Pembiayaan
e. Partisipasi Masyarakat
f. Budaya Sekolah
(3) Sekolah Efektif dalam Perspektif Teori Organisme.
Sekolah efektif mampu mewujudkan apa yang disebut sebagai “self-renewing schools” atau “adaptive schools”, atau disebut juga sebagai “learning organization” yaitu suatu kondisi di mana kelembagaan sekolah sebagai satu identitas mampu menangani permasalahan yang dihadapinya sementara menunjukkan kapabilitasnya dalam berinovasi.
Menurut teori organisme, dunia ini bukan benda mati, melainkan merupakan suatu energi yang memiliki kapasitas berubah untuk menyesuaikan diri dengan lingkungannya. Dalam perspektif ini, maka bentuk kehidupan apa pun hanya akan mampu bertahan apabila organisme itu mampu memberikan respon yang tepat untuk beradaptasi dengan perubahan-perubahan yang terjadi di sekitarnya. Kondisi ini berlaku untuk sekolah. Untuk bisa adaptif, sekolah sebagai organisasi harus secara terus-menerus mempertanyakan dua hal yang sangat esensial, yaitu :
(1) Apakah yang menjadi hakikat keberadaan sekolah?
(2) Apakah yang menjadi tujuan utamanya?
D. Ciri-Ciri dan Karakteristik Sekolah Efektif
a. ciri-ciri sekolah efektif
David A. Squires, et.al. (1983) ciri-ciri sekolah efektif yaitu:
1. adanya standar disiplin yang berlaku bagi kepala sekolah, guru, siswa, dan karyawan di sekolah
2. memiliki suatu keteraturan dalam rutinitas kegiatan di kelas;
3. mempunyai standar prestasi sekolah yang sangat tinggi;
4. siswa diharapkan mampu mencapai tujuan yang telah direncanakan;
5. siswa diharapkan lulus dengan menguasai pengetahuan akademik;
6. adanya penghargaan bagi siswa yang berprestasi;
7. siswa berpendapat kerja keras lebih penting dari pada faktor keberuntungan dalam meraih prestasi;
8. para siswa diharapkan mempunyai tanggung jawab yang diakui secara umum, kepala sekolah mempunyai program inservice, pengawasan, supervisi, serta menyediakan waktu untuk membuat rencana bersama-sama dengan para guru dan memungkinkan adanya umpan balik demi keberhasilan prestasi akademiknya.
Jaap Scheerens (1992) sekolah yang efektif mempunyai lima ciri penting yaitu:
1. kepemimpinan yang kuat;
2. penekanan pada pencapaian kemampuan dasar;
3. adanya lingkungan yang nyaman;
4. harapan yang tinggi pada prestasi siswa;
5. dan penilaian secara rutin mengenai program yang dibuat siswa.
Mackenzie (1983) mengidentifikasikan tiga dimensi pendidikan efektif yaitu kepemimpinan, keefektifan dan efisiensi serta unsur pokok dan penunjang masing-masing dimensi tersebut.
Pengetahuan lain mengenai sekolah efektif adalah sebagai berikut:
1. mampu mendemontrasikan kebolehannya mengenai seperangkat kriteria
2. menetapkan sasaran yang jelas dan upaya untuk mencapainya
3. adanya kepemimpinan yang kuat
4. adanya hubungan yang baik antara sekolah dengan orangtua siswa
5. pengembangan staf dan iklim sekolah yang kondusif untuk belajar
(Townsend, 1994). mengidentifikasikan sekolah yang efektif adalah :
1. penggunaan standar tes
2. pendekatan reputasi
3. penggunaan evaluasi sekolah serta pengembangan berbagai aktifitas.
Menurut Peter Mortimore (1991) sekolah efektif dicirikan sebagai
1. Sekolah memiliki visi dan misi yang jelas dan dijalankan dengan konsisten
2. Lingkungan sekolah yang baik, dan adanya disiplin serta keteraturan di kalangan pelajar dan staf
3. Kepemimpinan kepala sekolah yang kuat
4. Penghargaan bagi guru dan staf serta siswa yang berprestasi
5. Pendelegasian wewenang yang jelas
6. Dukungan masyarakat sekitar
7. Sekolah mempunyai rancangan program yang jelas
8. Sekolah mempunyai fokus sistemnya tersendiri
9. Pelajar diberi tanggung jawab
10. Guru menerapkan strategi-strategi pembelajaran inovatif
11. Evaluasi yang berkelanjutan
12. Kurikulum sekolah yang terancang dan terintegrasi satu sama lain
13. Melibatkan orang tua dan masyarakat dalam membantu pendidikan anak-anaknya.
Penelitian dan pengembangan menuju terciptanya sekolah efektif dewasa ini sudah berevolusi sejak munculnya laporan James Coleman dari Univesitas Hopkins, Amerika Serikat tahun 1966. Laporan Coleman ini dibuat berdasarkan survei yang dilakukannya bersama beberapa kolega dari Univesitas Vanderbilt bekerja sama dengan Departemen Pendidikan Amerika. Coleman melaporkan bahwa sekolah-sekolah asuhan Pemerintah Amerika Serikat sedikit sekali membawa dampak positif terhadap prestasi peserta didik. Sementara itu, justru lingkungan keluarga yang sangat berpengaruh bagi peningkatan prestasi peserta didik.
Dari berbagai hasil penelitian para ahli pendidikan sejak tahun 1979 sampai tahun 2007, sebuah sekolah efektif ditandai dengan:
1. kepemimpinan kepala sekolah yang efektif
2. lingkungan kerja yang kondusif ditandai dengan adanya kolaborasi dan kerja tim
3. kejelasan tujuan pendidikan di sekolah yang berfokus pada pencapaian prestasi siswa yang tinggi; perencanaan yang dibangun secara kolaboratif
4. stabilitas dan pengembangan staf secara terpadu dan berkelanjutan
5. fokus sekolah pada pencapaian prestasi siswa yang tinggi
6. lingkungan belajar yang aman
7. alat ukur monitoring keberhasilan belajar siswa yang komprehensif
8. pengakuan/pengarahan terhadap prestasi siswa
9. sumber daya sekolah yang memadai untuk pencapaian prestasi balajar
10. dukungan pemerintah kabupaten
11. partisipasi orang tua dan masyarakat luas yang tinggi.
Hasil studi di negara maju menunjukkan adanya lima faktor yang paling berpengaruh terhadap efektivitas suatu sekolah (EFA Global Monitoring Report 2005, hal. 66), yaitu:
1. Strong eduational leadership (terkait dengan pendidik dan tenaga kependidikan)
2. Emphasis on acquiring basic skills (terkait dengan kurikulum)
3. An orderly and secure environment (terkait dengan konteks/lingkungan)
4. High expectations of pupil attainment (terkait dengan peserta didik)
5. Frequent assessment of pupil progress (terkait dengan proses pembelajaran)
b. karakteristik sekolah efektif
Shannon dan Bylsma (2005) mengidentifikasi 9 karakteristik sekolah-sekolah berpenampilan unggul (high performing schools). Untuk mewujudkannya mereka berjuang dan bekerja keras dalam waktu yang relatif lama. Kesembilan karakteristik sekolah efektif berpenampilan unggul itu meliputi:
1. Fokus bersama dan jelas
2. Standar dan harapan yang tinggi bagi semua siswa
3. Kepemimpinan sekolah yang efektif
4. Tingkat kerja sama dan komunikasi inovatif
5. Kurikulum, pembelajaran dan evaluasi yang melampaui standar
6. Frekuensi pemantauan terhadap belajar dan mengajar tinggi
7. Pengembangan staf pendidik dan tenaga kependidikan yang terfokus
8. Lingkungan yang mendukung belajar
9. Keterlibatan yang tinggi dari keluarga dan masyarakat
Apabila dikaitkan antara semua faktor sekolah efektif tersebut, tampak nyata bahwa semua faktor tersebut dalam tulisan ini juga dikenal sebagai dimensi-dimensi mutu pendidikan. Dengan kata lain, dapat disebutkan bahwa sekolah efektif tidak lain dan tidak bukan adalah juga sebutan untuk pendidikan yang bermutu. Pendidikan yang bermutu tidak hanya prestasi siswanya mencakup keunggulan akademik, tetapi juga non-akademik seperti keberhasilan dalam olahraga dan peningkatan gairah belajar.
Karena itu, ukuran keberhasilan prestasi siswa pun bukan hanya dilihat berdasarkan hasil-hasil ujian berupa angka melainkan juga aspek-aspek non kognitif seperti kehadiran, partisipasi aktif di kelas, dan bahkan angka drop out. Dan sekolah efektif juga memerlukan dukungan orangtua dan masyarakat, yang diwadahi dalam lembaga yang dikenal dengan Dewan Pendidikan dan Komite Sekolah.
Edmons (1979) lima karakteristik sekolah efektif yaitu :
1. kepemimpinan dan perhatian kepala sekolah terhadap kualitas pengajaran,
2. pemahaman yang mendalam terhadap pengajaran,
3. iklim yang nyaman dan tertib bagi berlangsungnya pengajaran dan pembelajaran,
4. harapan bahwa semua siswa minimal akan menguasai ilmu pengetahuan tertentu, dan
5. penilaian siswa yang didasarkan pada hasil pengukuran hasil belajar siswa.
Di Inggris, hasil penelitian Rutter (tahun 1979) melaporkan bahwa sekolah tersebut memiliki ciri-ciri: menekankan pada pembelajaran, guru merencanakan bersama dan bekerja sama dalam pelaksanaan pembelajaran, dan ada supervisi yang terarah dari guru senior dan kepsek
Di Amerika Serikat, penelitian Weber (1971), Austin (1978), Brookeover & Lezotte (1979), Edmonds & Frederickson (1979), Phi Delta Kappa (1980), secara meta analisis menyimpulkan bahwa sekolah tersebut mempunyai ciri: kepemimpinannya kuat, memiliki harapan yang tinggi bagi siswa dan guru, lingkungannya yang kondusif, kepala sekolah berperan sebagai ‘instructional leader’, kemajuan prestasi belajar siswa sering dimonitor, dan adanya dukungan pelibatan orang tua secara aktif.
Ciri-ciri sekolah yang efektif dan berkembang menurut B.J. Caldwell & J.M. Spinks (1988) adalah:
1. Kurikulum
a. Sekolah mencantumkan dengan jelas tujuan pendidikan yang akan dicapai.
b. Sekolah mempunyai rencana yang baik, disertai dengan program yang berimbang dan terorganisir yang ditujukan untuk memenuhi apa yang diperlukan oleh anak didik.
c. Sekoiah mempunyai program yang dimaksudkan untuk memberikan keterampilan pada anak didik. Adanya keterlibalan orangtua yang tinggi dalam kegiatan belajar siswa.
2. Pengambilan Keputusan
a. Adanya keterlibatan yang tinggi di kalangan staf dalam rnengembangkan tujuan sekoiah.
b. Guru-guru dilibatkan dalam pengambilan keputusan.
c. Adanya keterlibatan yang tinggi dari masyarakat dalam pengambilan keputusan.
3. Sumber
a. Adanya sumber yang memadai di sekolah sehingga memungkinkan staf untuk mengajar dengan efektif.
b. Sekolah mempunyai guru yang kapabel dan bermotivasi tinggi.
4. Hasil Belajar
a. Tingkat drop out rendah.
b. Nilai tes menunjukkan tingkat pencapaian yang tinggi.
c. Tingkat melanjutkan sekoiah tinggi, dan daya serap lapangan kerja tinggi.
5. Kepemimpinan
Adanya Kepala Sekolah yang:
a. Mau berbagi tanggung jawab dan mengelola sumber daya dengan efisien.
b. Menjamin bahwa sumber daya teralokasikan sesuai dan konsisten dengan kepentingan pendidikan.
c. Responsif dan supportif terhadap kepentingan guru.
d. Peduli dengan pengembangan professional.
e. Mendorong ketertibatan staf dalam program pengembangan professional dan menjadikan program ini sebagai peluang bagi guru untuk menguasai keterampilan yang mereka perlukan.
f. Menaruh perhatian yang tinggi mengenai apa yang sedang terjadi di sekolah.
g. Membangun relasi yang efektif dengan Depdiknas atau Dinas Penddikan, masyarakat, guru dan siswa.
h. Mempunyai gaya administratif yang luwes.
i. Bersedia menanggung risiko.
j. Memberikan umpan balik yang yang bermutu pada guru.
k. Menjamin adanya kaji ulang yang kontinyu terhadap program sekolah, dan melakukan evaluasi kemajuan program kearah pencapaian tujuan sekolah.
6. Iklim
a. Sekolah mempunyai seperangkat nilai etika-moralitas dan etos yang dianggap penting.
b. Kepala sekolah, guru dan murid menunjukkan keperdulian dan loyalitas terhadap tujuan sekolah dan nilai-nilai.
c. Sekolah menjanjikan lingkungan dan suasana yang menyenangkan, menggairahkan, dan menantang bagi guru dan murid.
d. Adanya iklim saling menghargai dan saling mempercayai sesama dan diantara guru dan murid.
e. Adanya iklim saling mempercayai dan komunikasi yang terbuka di sekolah.
f. Adanya ekspektasi terhadap semua murid bahwa mereka akan berlaku sebaik-baiknya.
g. Adanya komitmen yang kuat untuk belajar sunguh-sungguh.
h. Kepala sekolah, guru dan murid mempunyai semangat yang tinggi untuk mencapai prestasi belajar yang tinggi.
i. Adanya morale (semangat juang) yang tinggi di kalangan murid.
j. Para murid saling menaruh respek terhadap sesamanya dan terhadap barang-barang milik mereka.
k. Adanya kesempatan bagi murid untuk mengambil tanggung jawab di sekotah.
l. Adanya disiplin yang baik di skolah.
m. Jarang sekaii ada kejadian yang menuntut staf administrasi senior untuk turun tangan menertibkan pelanggaran disiplin yang dilakukan oleh murid.
n. Adanya tingkat kemangkiran yang rendah di kalangan murid.
o. Adanya tingkat mengulang kelas yang rendah.
p. Adanya tingkat kenakalan anak yang rendah.
q. Adanya morale (semangat juang) yang tinggi di kalangan guru.
r. Adanya tingkat persatuan (cohesiveness) dan semangat yang tinggi di kalangan guru.
s. Adanya tingkat kemangkiran yang rendah di kalangan guru.
t. Sedikit sekati permohonan untuk pindah dan guru ke sekolah lain.
Jaap Scheerens (1992) sekolah yang efektif mempunyai lima ciri penting yaitu:
1. kepemimpinan yang kuat;
2. penekanan pada pencapaian kemampuan dasar;
3. adanya lingkungan yang nyaman;
4. harapan yang tinggi pada prestasi siswa;
5. dan penilaian secara rutin mengenai program yang dibuat siswa.
Mackenzie (1983) mengidentifikasikan tiga dimensi pendidikan efektif yaitu kepemimpinan, keefektifan dan efisiensi serta unsur pokok dan penunjang masing-masing dimensi tersebut.
Pengetahuan lain mengenai sekolah efektif adalah sebagai berikut:
1. mampu mendemontrasikan kebolehannya mengenai seperangkat kriteria;
2. menetapkan sasaran yang jelas dan upaya untuk mencapainya;
3. adanya kepemimpinan yang kuat;
4. adanya hubungan yang baik antara sekolah dengan orangtua siswa; dan
5. pengembangan staf dan iklim sekolah yang kondusif untuk belajar
Model Sekolah Efektif dalam Konteks Pendidikan di Indonesia
Sejenak melihat realitas manajemen sekolah di Indonesia sampai akhir tahun 1990-an, pernyataan Anda mungkin sama seperti Coleman bahwa sekolah-sekolah yang ada hanya memberikan sedikit sumbangan terhadap peningkatan prestasi siswa karena berbagai alasan. Misalnya para kepala sekolah hanyalah perpanjangan tangan birokrat. Mereka hanya bertanggung jawab terhadap birokrat yang membebaninya dengan berbagai tugas administratif dengan imbalan insentif yang minim.
Para kepala sekolah cenderung otoriter dalam mengambil keputusan di sekolah. Jangankan menggugah orangtua dan masyarakat untuk berpartisipasi dalam mengambil keputusan di sekolah, melibatkan mereka saja tidak pernah. Guru-guru juga tidak profesional dalam mengajar, tapi ngotot mendesak pemerintah agar gajinya naik.
Pemerintah sangat adil dan benar mewajibkan para guru untuk lulus sertifikasi dulu baru diberi imbalan setimpal. Tak dapat disangkal bahwa orangtua, lingkungan keluarga, aspek-aspek kehidupan sosial, sistem pendidikan yang efektif, dan lingkungan belajar-mengajar di sekolah sungguh berpengaruh besar terhadap peningkatan prestasi peserta didik. Secara khusus, rumah dan sekolah merupakan dua mata rantai yang tak terpisahkan dalam upaya peningkatan prestasi siswa.
Kita boleh berbesar hati karena sesuai Undang- Undang Pendidikan 20/2003 dan panduan Menteri Pendidikan Nasional yang dikeluarkan tahun 2002 dan 2004 untuk Dewan Pendidikan di tingkat Kabupaten/Kota dan Komite Sekolah di level sekolah, Pemerintah pusat sudah menyerahkan kuasa, wewenang, dan tanggung jawab ke tingkat sekolah dalam pengambilan keputusan yang berkaitan dengan kebutuhan di sekolah.Diyakini bahwa sekolahlah yang lebih tahu mengenai kebutuhan sekolah itu sendiri dan sekolahlah yang paling dekat dengan peserta didik. Merekalah orang yang tepat dalam mengambil berbagai keputusan penting di sekolah. Untuk itu, pemerintah pusat harus mengalokasikan dana hibah block grant langsung ke sekolah untuk tujuan efisiensi dan efektivitas.
Langkah ini seiring sejalan dengan banyak hasil penelitian di banyak negara bahwa pelimpahan wewenang ke sekolah dapat meningkatkan rasa memiliki terhadap sekolah (ownership) pada seluruh komunitas sekolah dan masyarakat, partisipasi orangtua dan masyarakat perlahan-lahan meningkat, dan komitmen guru, kepala sekolah, orang tua dan masyarakat terhadap perbaikan di sekolah lebih tinggi.
Pada gilirannya, lingkungan belajar-mengajar di sekolah dapat diperbaiki untuk mendorong terciptanya semangat dan prestasi belajar anak didik. Realitas inilah yang disebut dengan reformasi sekolah.
Namun demikian, reformasi sekolah ini bukan tanpa tantangan. Pertama, kepala sekolah sebagai pemimpin dan manajer sekolah mesti paham dengan situasi baru ini. Agar ia tidak sendirian memikul tanggung jawab yang dilimpahkan pemerintah pusat, ia perlu memupuk sebuah proses pengambilan keputusan partisipatif dan partnership dengan berbagai komponen di sekolah dan masyarakat luas. Untuk itu, Komite sekolah yang merupakan lembaga perwakilan komunitas sekolah (kepala sekolah, staf sekolah baik staf pengajar maupun staf administrasi, orangtua murid, dan siswa ) serta masyarakat luas termasuk tokoh masyarakat, aktivis pendidikan, ahli pendidikan, aktivis LSM, dan bahkan alumni. Sampai di sini, jelaslah bahwa kejelasan peran pemerintah dan partnership di sekolah melalui pengembangan Komite sekolah didukung peran kepemimpinan dan manajemen yang baik.
c. Kepemimpinan Sekolah Efektif
Menurut Townsend dan Otero (1999) pembaharuan pendidikan dan pembelajaran hendaknya didudukkan di atas empat pilar;
1. pendidikan untuk kelangsungan hidup.
2. pemahaman terhadap kedudukan atau tempat kita di dunia.
3. pemahaman tentang hakekat masyarakat – bagaimana diri kita dan lainnya saling terkait
4. pemahaman terhadap tanggung jawab dan memahami bahwa setiap anggota masyarakat dunia membawa tanggung-jawab dan hak-haknya masing-masing.
Ada empat komponen strategis dalam mencapai tujuan sekolah, yaitu komponen program, figure, culture, dan budget. Program dimaksud adalah program yang terukur dan realistis sesuai dengan dinamika regulasi dan tuntutan zaman. Figure adalah orang-orang dibalik program yang merupakan perancang sekaligus pelaku program. Culture adalah etos kerja dan komitmen terhadap tugas pokok dan fungsinya, sedangkan budget adalah anggaran yang memadai dan memungkinkan tercapainya tujuan.
Kepala sekolah merupakan figure (key person) dalam mewujudkan visi, misi dan tujuan sekolah yaitu sekolah yang efektif. Edmons dalam Syafaruddin (2008: 180) menjelaskan bahwa sekolah efektif adalah sekolah yang skor prestasi pelajarnya tidak terlalu bervariasi dari segi status sosioekonomi.
Ada empat karakteristik sekolah efektif yaitu:
1. kepemimpinan kepala sekolah kuat.
2. harapan yang tinggi terhadap prestasi pelajar.
3. menekankan pada keterampilan dasar.
4. keteraturan dan atmosfer terkendali.
Seringnya penilaian terhadap prestasi pelajar. Husaini Usman (2006: 469) menambahkan bahwa Kepala Sekolah sebagai manager dituntut mengorganisir seluruh sumber daya sekolah menggunakan prinsip “TEAMWORK”, yang mengandung pengertian adanya rasa kebersamaan (Together), pandai merasakan (Empathy), saling membantu (Assist), saling penuh kedewasaan (Maturity), saling mematuhi (Willingness), salin teratur (Organization), saling menghormati (Respect), dan saling berbaik hati (Kindness).
Depdiknas dalam Suyanto (2006 : 180) menjelaskan bahwa usaha meningkatkan efektivitas sekolah dapat dilakukan dengan mengaplikasikan empat teknik yaitu: 1). School review, adalah suatu proses dimana seluruh komponen sekolah bekerja sama khususnya dengan orang tua dan tenaga profesional untuk mengevaluasi dan menilai efektivitas sekolah serta mutu lulusan; 2). Benchmarking, adalah kegiatan untuk menetapkan target yang akan dicapai dalam suatu periode tertentu; 3). Quality assurance, merupakan teknik untuk menentukan bahwa proses pendidikan telah berlangsung sebagaimana seharusnya. Informasi yang akan dihasilkan menjadi umpan balik bagi sekolah dan memberikan jaminan bagi orang tua bahwa sekolah senantiasa memberikan pelayanan terbaik; dan 4). Quality control merupakan suatu sistem untuk mendeteksi terjadinya penyimpangan kualitas output yang tidak sesuai dengan standar.
Menyadari akan perannya, sebagai kepala sekolah dituntut dapat menjalankan peran tersebut secara optimal. Dalam mewujudkan sekolah yang efektif, permaslahan terberat yang harus segera ditangani adalah penyediaan fasilitas yang mendukung potensi lokal dapat berkembang optimal.
BAB III
PENUTUP
A. Simpulan
Dari pembahasan yang ada dapat disimpulkan bahwa :
Sekolah sebagai suatu sistem, yaitu suatu kesatuan yang terdiri dari komponen-komponen yang saling berkaitan satu sama lain yang membentuk satu kesatuan yang utuh. Sedangkan sekolah itu sendiri terdiri dari beberapa komponen-komponen (input, proses dan output) yang saling berkaitan satu sama lain sehingga sekolah dapat dikatakan sebagai suatu sistem.
Pengertian sekolah efektif yaitu sekolah yang memiliki sistem pengelolaan yang baik, transparan dan akuntabel, serta mampu memberdayakan setiap komponen penting sekolah, baik secara internal maupun eksternal, dalam rangka pencapaian visi-misi-tujuan sekolah secara efektif dan efesien.
Konsep sekolah efektif adalah sekolah yang mampu mengoptimalkan semua masukan dan proses bagi ketercapaian output pendidikan, yaitu prestasi sekolah terutama prestasi siswa yang ditandai dengan dimilikinya semua kemampuan berupa kompetensi yang dipersyaratkan didalam belajar.
karekteristik sekolah efektif yaitu:
1. kepemimpinan kepala sekolah kuat.
2. harapan yang tinggi terhadap prestasi pelajar.
3. menekankan pada keterampilan dasar.
4. keteraturan dan atmosfer terkendali.
Kepemimpinan sekolah efektif oleh kepala Sekolah karena Kepala sekolah merupakan figure (key person) dalam mewujudkan visi, misi dan tujuan sekolah yaitu sekolah yang efektif.
B. Saran
Saran untuk calon tenaga pendidikan (mahasiswa) :
Mahasiswa sebagai calon pendidik agar mengetahui tentang sekolah efektif dan dapat mengaplikasikannya ketika mahasiswa menjadi seorang pendidik. Mahasiswa mengerti bagaimana konsep sekolah efektif dan bagaimana cara pengaplikasiannya.
DAFTAR PUSTAKA
Aan Komariah dan Cepi Triatna. 2004. Visionary Leadership Menuju Sekolah Efektif. Bandung : Bumi aksara
John macbeath, peter mortimore. 2005. Improving School Effectiveness Memperbaiki Efektivitas Sekolah. Jakarta : PT Gramedia Widiasarana Indonesia
Sutomo, dkk. 2008. Manajemen Sekolah. Semarang : Unnes Press
http:///media/%40'L3L_/Kampus/manjsek/158.htm
http://lecgarut.wordpress.com/2007/12/10/sekolah-efektif/
http:///media/%40'L3L_/Kampus/manjsek/index.php.htm
http:///media/%40'L3L_/Kampus/manjsek/membangun-sekolah-yang-efektif-di-era.html
http:///media/%40'L3L_/Kampus/manjsek/news.php.htm
http:///media/%40'L3L_/Kampus/manjsek/SEKOLAH%20EFEKTIF%20%C2%AB%20INOVASI%20PENDIDIKAN.htm
http:///media/%40'L3L_/Kampus/manjsek/SEKOLAH%20YANG%20EFEKTIF%20DAN%20BERKEMBANG%20%C2%AB%20Guru%20PKn%20Belajar%20Menulis.htm
http:///media/%40'L3L_/Kampus/manjsek/SEKOLAH%20YANG%20EFEKTIF%20DAN%20BERKEMBANG%20%C2%AB%20Guru%20PKn%20Belajar%20Menulis.htm
Makasih.....gak sengaja aku dapatkan bahan untuk tesis aku... mudah-mudahan Neng ELI (maaf jika salah nama panggilan)tambah ...... n profilnya mohon dilengkapi biar qta bisa tetap bisa komunikasi, (kalo bisa e-mail nya) trim, s ABAH ANO
BalasHapus